Pura Ponjok Watu Buleleng


Pariwisata di Pulau Bali sangat unik-unik, tak heran kalau banyak wisatawan yang mengakibatkan daerah ini menjadi tujuan utama berlibur mereka. Bagi pembaca yang lagi mencari informasi wacana tempat wisata di Bali yang tentunya identik dengan masyarakatnya anda sanggup berwisata ke Pura Ponjok Batu yang berada di Buleleng ini.

Di tempat pura ini sanggup dikatakan cukup unik, lantaran letaknya berada di sebuah tanjug yang terdiri dari kerikil dimana dari celah-celah kerikil tersebut tumbuh pohon kamboja serta semak yang terlihat begitu subur dan indah. Kata “Ponjok Batu” merupakan bahasa orisinil bali yang mempunyai arti Tanjung Batu.

Fisik dari tempat depan Pura Ponjok Batu dibatasi oleh jalan raya yang mana jurusan menuju ke daerah Amlapura. Sejauh perjalanan melewati jalan ini, anda akan dihibur dengan pemandangan Laut Jawa yang membentang luas nan eksotik indahnya. Konstur lautnya yang hening dengan didominasi dengan beberapa pohon renta di sekitar bukit menambah keindahan yang mempesona.

Pura Ponjok Batu merupakan tempat persembahyangan umum, jaddi tak mengherankan kalau dikawasannya banyak sekali dijumpai wisatawan maupun orang yangsengaja tiba untuk melaksanakan peribadatan. Selain mengatakan keindahan alam yang sanggup mempengaruhi setiap matayang memandangnya, arsitektur bangunan puranya pun sangat menarik untuk dikunjungi.

Bangunan Pura Ponjok Batu mempunyai gaya khas yang berupa seluruh bangunan terdiri dari susuban batu-batu alam yang didapatkan di sekitar lokasi. Setelah pembaca sudah hingga di tempat Pura Ponjok Batu, eksklusif saja menuju ke area parkir yang di sampingnya terdapat pemandangan indah Laut Jawa yang membentang luas.

Di areal parkir tersebut, anda juga akan mendapati warung-warung yang menjajakan banyak sekali dagangannya dengan harga yang bersahabat. Tepat berada di sebelah timur areal parkir ialah tempat persembahyangan umat hindu. Ketika akan menuju ke halaman utama Pura Ponjok Batu harus melewati tangga besar.

Nah, dihalaman inilah tempat yang cocok untuk menikmati segala seni dari bangunan-bangunan suci yang tertata rapi di dalamnya. Anda tak akan bosan berada di tempat Pura Ponjok Batu ini, yang disebabkan lantaran suasana begitu sejuk yang di ciptakan oleh pohon-pohon yang tumbuh subur dan sangat rindang.

Pada ketika hari-hari besar keagamaan umat hindu maupun piodalan-piodalan, maka wisatawan domestik maupun mancanegara akan semakin ramai. Kebanyakan dari alasan mereka ialah ingin melihat secara eksklusif kebudayaan msyarakat Bali di Pura Ponjok Batu. Selain melihat kebudayaannya, para pengunjung juga akan di suguhi dengan tarian-tarian khas Bali yang berfungsi menunjang jalannya upacara keagamaan ataupun pementasan belaka.

Ada suatu keunikan yang ada di tempat Pura Ponjok Batu yang mana sangat disayangkan kalau tidak melihatnya yang tak lain ialah sebuah arca kerikil berbentuk bahtera kecil di pinggir bahari Pura Ponjok Batu. Arca ini sangat disucikan oleh masyarakat setempat, kalau ingin melihatnya secara terang sanggup menuju sebuah tangga yang turun menuju bibir pantai.

Oh iya, sempurna dibibir pantai ada sebuah sumber air yang muncul dari pasir hitam tersebut. Disumber ar tersebut tak jarang dipakai umat hindu untuk menyucikan diri ( Melukat ) dengan cara membasuhkan air ke muka dan di kepala lalu meminumnya. Para pengunjung atau wisatawanjuga diperbolehkan meminumnya, dengan catatan  mendapat persetujuan jero mangku.

Pada ketika anda berkunjung bertepatan dengan hari besar umat hindu jangan hingga lupa mengenakan pakaian etika khas Bali, minimal memakai kamen atau kain yang di gulungkan di kaki. Lokasi Pura Ponjok Batu berada di sebelah timur Singaraja, terketak di Pantai utara Bali dimana termasuk dalam wilayah Desa Pacung, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, Indonesia.

Hay Sob, ingin mengeksplor tempat wisata di Kabupaten Buleleng ? Baca yuk ulasan di bawah ini, pastinya pengalaman berliburmu akan berkesan dan menyenangkan.

Gedong Ketya Buleleng – Perpusatakaan Satu-satunya di Dunia

0 Komentar untuk "Pura Ponjok Watu Buleleng"

Back To Top