Jumlah pariwisata di Pulau Bali sangat beragam, bahkan di setiap sudut tempat atau suatu wilayahnya berpotensi dijadikan sebagai obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi. Seperti halnya Makam I Wayan Jayaprana ini sudah tak asing lagi bagi kalangan umat Hindu di bali yang mana mempunyai kisah cinta yang berakhir tragis.
Kisah romantisme yang melegenda di bali ini tak lain yaitu I Wayan Jayaprana dengan kekasihnya yang berjulukan NI Layonsari. Tak hanya umat Hindu saja yang banyak berziarah, namun wisatawan dari aneka macam daerahpun turut ingin tau dan ingin mengunjunginya entah berziarah ataupun sekedang berwisata saja.
Makam I Wayan Jayaprana dibuatkan sebuah pura yang dibangun di ats bukit, hal ini otomatis menyuguhkan paronama pemandangan alam berupa maritim Teluk Terima. Slain itu juga semilir angin yang berhembus menerpa wajah serasa segar yang didominasi dengan rindangnya pepohonan tropis nan subur menghijau pada dikala melewati jalan setapak menuju makam.
Meskipun tempat ini tergolong tempat wisata, namun tak sedikit pengunjung yang tiba dengan tujuan melakukan persembahyangan. Terlebih akan ramai kalau pada dikala bulan purnama, tilem ( bulan mati ) maupun hari-hari besar menyerupai hari Raya Galungan dan Kuningan.
Dari Makam I Wayan Jayaprana inilah ada sejarah yang melegenda dan mendarah daging di masyarakat Bali. Pada jaman dahulu ada pasangan sebuah keluarga di Desa Kalianget yang mempunyai 2 anak pria dan satu perempuan. Pada waktu tersebut desa tersebut diserang wabah penyakit dan empat orang keluarga tersebut meninggal, hanya tersisa 1 anak pria paling bungsu.
Anak tersebut berjulukan I Nyoman Jayaprana, lalu ia memberanikan diri untuk tiba dan mengabdi ke istana. I Nyoman Jayaprana sangat rajin sehingga raja Kalianget sangat menyanyanginya, berjalannya waktu I Nyoman Jayaprana pun tumbuh besar. Di dikala usianya 12 tahun saja, I Nyoman Jayaprana sudah terlihat parasnya yang rupawan dan senyumnya yang manis.
Pada suatu hari Sang raja mengutus I Nyoman Jayaprana untuk menentukan salah satu dayang-dayang ataupun gadis di luar istana untuk dijadikan istrinya. Meskipun beliau belum berniat untuk membangun rumah tangga yang dikarenakan kanak-kanak, namun I Nyoman Jayaprana tak kuasa menolak. Hingga alhasil I Nyoman Jayapran menemukan cintanya pada seorang gadis jelita berjulukan Ni Layon Sari putri dari Jero Bendesa dar Banjar Sekar.
Sang rajapun mendapatkan laporan dengan bahagia hati dari I Nyoman Jayaprana, lalu Sang raja menulis sepucuk surat kepada Jero Bendesa, alhasil Jero Bendesa menyetujuinya. Acara pernihahan Jero Bendesa sempurna pada hari Selasa Legi Kuningan. Pada waktu I Nyoman Jayaprana bersama istrinya menghadap raja, sang raja termangu seribu bahasa alasannya terpesona dengan kecantikan Ni Layonsari.
Seusai program kesepakatan nikah selesai, kedua pasangan pengantin itupun kembali ke rumahnya. Nah, disat itulah Sang raja eksklusif mengumpulkan semua abdinya meminta pertimbangan untuk memisahkan pasangan tersebut dengan tujuan Ni Layonsari sanggup menjadi istrinya. Jika tidak bisa, maka Sang raja sanggup dirundung kesediahan yang dalamm.
Akhirnya aneka macam saran dan pertimbangan yang dirundingkan sudah disetujui, sang raja pun memberi perintah kepada I Nyoman Jayaprana untuk memeriksa bahtera yang hancur alasannya perompak di Celuk Terima atau Teluk Terima. Meskipun gres 7 hari menjalin keluarga yang harmonis, I Nyoman Jayaprana tidak sanggup menolak untuk tidak melakukan perintah sang raja.
I Nyoman Jayaprana meminta ijin kepada sang istri, namun tidak disetujui alasannya ada firasat jelek yang hadir dalam mimpinya. Akhirnya Ni Layonsari hanya sanggup pasrah dan berdoa supaya suaminya selamat menjalankan perintah Sang raja. Dalam perjalanan bersama rombongan, I Nyoman Jayaprana tak henti-hentinya menerima firasat jelek dan tahu kalau ia akan dibinasakan.
Setibanya di hutan Teluk Terima, Patih I Saunggaling menunjukkan surat yang berisi I Nyoman Jayaprana harus dibunuh dan istrinya menjadi milik raja. Selesai mengetahui hal itu, I Nyoman Jayaprana menangis tersedu-sedu dan beliau sadar bahwa perintah raja tidak sanggup di tolak. Dengan sedihnya Patih I Saunggaling menancapkan keris, namun anehnya darah I Nyoman Jayaprana keluar disertai semerbak bau harum, serta ciri-ciri di langit dan buni menyerupai angin badai dan gempa bumi.
Setelah itu rombongan kembali pulang dengan perasaan yang gelisah, di tengah perjalanan banyak rombongan yang meninggal alasannya digigit ular ataupun diterkam harimau. Hingga kabar meninggalnya I Nyoman Jayaprana sampailah ditelinga istrinya Ni Layonsari yang membuatnya duka dan hancur perasaannya.
Merasa tidak ada gunanya hidup di dunia tanpa Sang suami yang dicintai, alhasil Ni Layonsari bunuh diri dengan menghujamkan keris kedadanya. Kabar ini tak usang didengan oleh sang raja, hingga membutnya duka dan pada alhasil sang raja pun ikut bunuh diri juga.
Dengan adanya dongeng perihal wafatnya I Nyoman Jayaprana ini, tak jarang ceritanya dikemas dalam paket teater drama dan juga sendratari yang dikarenakan kisahnya yang merakyat. Lokasi Makam I Wayan Jayaprana berada di tempat hutan Teluk Terima yakni di Desa Sumber Klampok, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Provinsi bali, Indonesia.
Oh iya Guys, tempat wisata ini masih berada di tempat Taman Nasionalbali Barat ( TNBB ) dan juga Pulau Menjangan yang sangat populer di kalangan wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.
NB : Bagi wisatawan yang berkunjung ke Makam I Wayan Jayaprana ada mitos yang patut anda ketahui, dimana pasanganan pengantinn pantang untuk melewati sepanjang jalan di depan Makam I Wayan Jayaprana. Jikalau terpaksa dan harus melewati tempat ini, maka pasangan tersebut disarankan supaya berada pada kendaraan beroda empat yang berbeda.
Hal ini ditujukan supaya mereka ( roh I Wayan Jayaprana) tidak merasa iri, alasannya tidak dipersatukan di dunia, menyerupai misalnya pasangan pengantin yang melintasi tempat tersebut.
Selain obyek wisata yang sudah disebut di atas, Kawasan kabupaten Buleleng masih mempunyai obyek wisata menarik lainnya yang sayang dilewatkan hlo. Yuk baca selengkapnya dibawah ini !!!
0 Komentar untuk "Makam I Wayan Jayaprana Buleleng – Berbalut Cerita Romantis"